Sebenernya kita semua harus berhati-hati berhubungan dengan setiap orang. Karena setiap orang pada dasarnya itu berbeda-beda kepribadiannya dan tentu setiap orang ngga ada yang mau disakiti. Berdasarkan buku "Personality Plus" karangan Florence Littauer, setiap manusia dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar kepribadian. Ada kelompok Sanguin, Koleris, Melankolis, dan Plegmatis. Berhubung gue tipe kepribadian dominannya melankolis, jadi gue cuma bakal nulis tentang kepribadian yang satu ini aja.
Dalam buku "Personality Plus" selalu disebutkan Melankolis yang Sempurna bersifat introvert, perfeksionis, moody, kompleks, dan lain-lainnya. Di sini sebenernya letak kesulitan orang melankolis terutama yang gue rasakan.
Karena introvert, ga semua orang tahu emosi gue, karena orang melankolis begitu hebatnya menampilkan wajah yang tidak tertebak emosinya. Dan juga karena kompleks, lebih sulit lagi buat orang lain memahami perasaan orang melankolis ini. Karena perfeksionis, sering banget gue menunda banyak hal karena ingin semuanya sempurna, padahal yang namanya manusia tidak pernah lepas dari ketidaksempurnaan. Selain itu juga gue sering meminta kesempurnaan berlebihan dari orang lain. Karena moody, orang melankolis bisa berubah total emosinya dalam beberapa detik dan bakal bertahan lama efek mood-nya itu. Lebih susahnya lagi, orang melankolis itu sensitif dan juga pendendam. Sedikit hal aja ada yang ngga berkenan di hati gue bisa membekas begitu dalam dan ngga akan gue lupain.
Tapi manusia harus selalu belajar, begitu juga gue. Semua hal di atas sebenernya bisa menjadi kelebihan gue asalkan tidak dibawa ke titik ekstrim. Selain itu gue musti belajar mengerti orang lain. Gue juga harus mengerti kalau tidak semua orang itu peka terhadap orang lain, tidak semua orang mau mengerti orang lain, dan hampir semua orang tidak tahu perasaan orang lain. Ya, memang hanya Tuhan yang tahu perasaan setiap manusia. Dan manusia memang bukan Tuhan atau dewa yang bisa membaca perasaan orang lain.
Jadi intinya adalah gue tidak seseram yang gue tulis di atas dan kita memang harus belajar banyak dalam berhubungan dengan orang lain. Karena setiap manusia berbeda dan butuh toleransi serta penyesuaian diri dari setiap pihak agar tercipta hubungan yang harmonis.
Hati-hati dalam menjalin hubungan dengan setiap orang. Karena kita tidak akan tahu jika ternyata perbuatan kita telah menyakiti hati seseorang.
Tuhan tolong berikan aku hati yang peka dan mau mengerti orang lain.
5 comments:
*Amin dee*
Gue juga sempet baca tuh Personality Plus. Gave me a chance to explore myself..
Menurut loe, mungkin ga suatu saat nanti kita berubah hasil test nya dee?
Let's say from Melancholis to Pleghmatis or apa gitu..
Kalo kepribadian dominan yang utama sih kayanya ga mungkin berubah. Kalo yang lain-lainnya mungkin berubah. Gue dulu pertama kali tes tuh Melankolis-Plegmatis. Kemudian setelah banyak aktif di organisasi, dll, berubah jadi Melankolis-Koleris (kegiatan organisasi banyak menumbuhkan sifat Koleris hehe...).
Oya tambahan lagi... jangan berusaha berubah karena merasa tipe kepribadian lain lebih bagus. Karena kita memang diciptakan berbeda-beda dan setiap tipe ada kelebihan dan kekurangan. Jadi kita semua bisa saling mengisi. Hehe... tapi kekurangan kita memang harus diperbaiki :)
Yuppe dee..
Kalo berusaha berubah karena sadar ada yang tidak baik..itu masih gpp kali yach..
Berusaha memperbaiki kekurangan sih ga masalah. Tapi, berusaha menjadi kepribadian lain baru jadi masalah :b
Post a Comment